Sabtu, 09 Januari 2016

PERNYATAAN PERS

PERNYATAAN PERS
PENCEGAHAN PEKERJA ANAK MELALUI PAMERAN & PEMENTASAN KARYA SISWA KECAMATAN TRUCUK & CEPER KABUPATEN KLATEN

Klaten, 11 & 12 Januari 2016


P.T. H.M. SampoernaTbk. (Sampoerna) melalui payung program tanggungjawab sosial SUI (Sampoerna untuk Indonesia) bekerjasama dengan STAPA Center menggelar serangkaian Pameran & Pementasan Karya Siswa di tiga Kabupaten yaitu Lumajang, Rembang, dan Klaten. Pameran ini merupakan bagian dari kegiatan ASP (After School Program) yang bertujuan untuk mengurangi risiko pekerja anak di area pertanian tembakau.


Kegiatan ASP yang dibuat STAPA Center dan SUI ini merupakan bagian dari program pemberdayaan keluarga petani tembakau dan ASP. Program ini selain bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani tembakau melalui pembentukan Community Learning Group (CLG), di mana para penerima manfaat program belajar untuk memaksimalkan potensi dan kapasitas yang mereka miliki secara mandiri, juga meningkatkan pemahaman mengenai cara Praktik Pertanian yang Baik (Good Agriculture Practices) dan Praktik Ketenagakerjaan dalam Pertanian (Agriculture Labor Practices) yang salah satu poin utamanya adalah mengurangi adanya keterlibatan anak sebagai pekerja di pertanian tembakau. Pada ASP, penerima manfaat utama adalah siswa kelas 4-6 sekolah dasar yang merupakan anak-anak dari petani tembakau. 
Sebagai puncak kegiatan, STAPA Center bersama pihak sekolah akan menyelenggarakan Student Creativity Exhibition, yakni gebyar pementasan seni dan budaya. Selain itu, ada pula sejumlah perlombaan dan pameran hasil karya oleh para peserta program. Kegiatan ini bertujuan memberi tempat bagi siswa agar bisa menampilkan bakat, kemampuan, dan keterampilan yang telah diasah selama mengikuti kegiatan-kegiatan ASP. 
“Kami berharap anak-anak mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar dan mengembangkan minat serta bakatnya.  Jika mereka mendapat pendidikan yang tinggi, mereka diharapkan akan mengaplikasikan kemampuannya untuk membangun daerah asalnya.  Karena itu, melalui ASP, anak-anak diajak untuk mengenal lebih dekat tentang lingkungan dan seni budayanya sehingga mereka bisa mencintai dan menghargainya,” papar Uli Aritonang, Manager Contributions & CSR Sampoerna.
ASP adalah upaya yang dilakukan oleh SUI dan STAPA Center dalam pencegahan pekerja anak.  Upaya ini melengkapi program pemberdayaan pada keluarga petani tembakau guna memberi pemahaman praktik bertani yang baik.  Acara ini juga sejalan dengan semangat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak (BPTA). Melalui keppres itu, pemerintah mencanangkan Indonesia bebas pekerja anak pada 2022.
ASP menjangkau anak-anak keluarga petani tembakau yang berada di tingkat SD (Sekolah Dasar) dengan kegiatan setelah jam sekolah atau ekstra-kulikuler.  Pada tahun 2015, program ini menjangkau 11 SD Negeri di Kabupaten Lumajang, Rembang, dan Klaten.  Siswa yang dilibatkan oleh kegiatan ASP adalah siswa kelas 3 hingga kelas 6, dengan total sebanyak 971 anak.
Kegiatan ASP ini dibagi menjadi empat kelas peminatan, yaitu kelas pertanian, calistung (baca, tulis, dan berhitung), penjelajah, dan seni budaya.  Selain siswa, ASP juga melibatkan guru yang dilatih khusus untuk menyampaikan modul ASP.  Siswa juga mendapat informasi tentang risiko pekerja anak, hak dasar anak, dan motivasi dalam belajar.  Semua materi disampaikan dengan metode belajar di dalam dan luar kelas dengan prinsip Pakem (Partisipatif, Aktif, Kreatif, Edukatif, dan Menyenangkan).
Sejak 2011, STAPA dan SUI telah berhasil menjalankan program Pemberdayaan Petani Tembakau di 13 lokasi di JawaTimur, dua lokasi di Jawa Tengah dan Lampung. “Tahun ini, kami menambahkan program ASP untuk memperkuat upaya yang telah dilakukan dalam hal mengurangi tingkat pekerja anak di 11 SD yang berlokasi di Kabupaten Lumajang, Rembang, dan Klaten.  Kami berharap pencegahan pekerja anak juga dilakukan oleh pihak sekolah, bukan hanya orangtua saja,” ujar Farida Hanum, Program Manager STAPA Center.
“Kami berharap melalui pendekatan menyeluruh yang melibatkan semua pihak, program ini dapat mencapai tujuan utama, yaitu tidak adanya lagi pekerja anak di ladang pertanian tembakau, tidak hanya pada musim panen tetapi juga setiap saat” lanjut Farida Hanum,.
Dukungan untuk program ini tidak hanya berasal dari pihak sekolah dan Dinas Pendidikan, tetapi juga dari Komite sekolah dan wali murid.  Bahkan orangtua sering ikut turut serta pada saat kegiatan dilakukan.  Seperti tujuan awal program, diharapkan kesadaran tentang risiko pekerja anak dan hak pendidikan yang harus didapatkan oleh seorang anak bisa benar-benar diwujudkan dan dukungan terus dilakukan meskipun program telah selesai. 
“Untuk Klaten, terdapat 6 SD Negeri yang terlibat, yaitu SDN 2 Wonosari, SDN 2 Palar, SDN 3 Palar (Kecamatan Trucuk), serta SDN Mlese, SDN 2 Kajen, SDN 1 Srebegan (Kecamatan Ceper). Pameran & Pementasan Karya Siswa berlangsung pada 11 Januari 2016 untuk Kecamatan Trucuk dan 12 Januari untuk Ceper. Sebelumnya telah diselenggarakan Lomba Cerdas Cermat ALP, Lomba Menggambar, dan Lomba Membaca Puisi,” kata Farida Hanum.

Tentang Sampoerna untuk Indonesia
Sampoerna untuk Indonesia merupakan rangkaian program dan kegiatan dari kontribusi CSR P.T. H.M. Sampoerna Tbk. Sebagai bentuk sumbangsih dan peranserta perusahaan dalam memajukan bangsa dan masyarakat Indonesia, sekaligus untuk memberikan inspirasi dan motivasi bagi masyarakat agar dapat melakukan yang terbaik bagi dirinya sendiri dan bangsa Indonesia. Program dan kegiatan ”Sampoerna untuk Indonesia” mencakup berbagai bidang, antara lain akses terhadap pendidikan, kesempatan ekonomi, pemberdayaan perempuan, serta tanggap bencana dan kesiapsiagaan.

Tentang STAPA Center
STAPA Center, Lembaga Swadaya Masyarakat yang berbasis di Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, adalah sebuah lembaga non-profit independen yang didirikan sejak 1999. Pada tahun ini mengkampanyekan pencegahan pekerja anak di area pertanian tembakau melalui program “Pemberdayaan Keluarga Petani Tembakau di lima Kabupaten terpilih (Jember, Jombang, Lumajang, Rembang, dan Klaten) dan pendekatan langsung pada anak-anak keluarga petani tembakau melalui ASP (After School Program).

Pernyataan Pers bisa diunduh di sini, mangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar